Naskah Lomba Pidato - Cinta kepada Allah - Ceramah - Da'i Cilik

Naskah Lomba Pidato - Cinta kepada Allah - Ceramah - Da'i Cilik

Naskah Lomba Pidato Dai Cilik Cinta Kepada Allah


Assalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh..

Segala puji milik Allah dialah yang telah menumbuhkan cinta di hati para hamba-nya dan menjadikan cinta kepadanya sebagai cinta yang sebenarnya selawat serta salam kepada kekasih Allah Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang telah menumbuhkan cinta kepada Allah di hati para umatnya.

Pada kesempatan kali ini simpanlah saya membahas tentang cinta kepada Allah saya akan memulai pembahasan kita kali ini dengan suatu pertanyaan kepada para hadirin sekalian apakah kita cinta pada Allah. Pertanyaan semacam ini tidak bisa dijawab dengan ucapan lisan saja namun lebih penting adalah bukti nyata karena bila kita berbicara tidak mampu membuktikan sesuai dengan realita. maka kita termasuk golongan orang-orang yang munafik tidak ada tempat yang paling banyak di hari kiamat nanti kecuali berada pada tingkatan terbawah dari Neraka.

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ 

''Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka''.

Bapak/Ibu para hadirin dan kawan-kawanku yang saya hormati senada dengan permasalahan di atas yang baru saja saya ucapkan tadi, imam Fudlail rahima kumullah dalam sebuah kitab karya imam al-ghazali yakni kitab mukasyafatul qulub beliau berkata jika engkau ditanya apakah engkau mencintai Allah, maka diamlah karena jika kamu menjawab 3 maka kafir telah engkau namun bila engkau menjawab iya maka sifat dan perbuatanmu belum termasuk kategori orang-orang yang mencintai Allah.

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ  

"Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.(QS.Ali Imron;31).

Asbabun Nuzul turunnya ayat tadi adalah ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Mengajak Ka'ab bin Asyraf dan kawan-kawannya untuk masuk Islam, mereka pun menjawab: "Kami adalah Putra Putra Allah." Lalu Allah berfirman kepada Nabi-Nya bertugas menyampaikan risalah-Nya kepada kalian.
Cintanya seorang mukmin terhadap Allah adalah dengan menuruti perintah-Nya menjalankan ketaatan kepada-Nya dan mencari Ridho-Nya, sedangkan cintanya Allah kepada orang mukmin ialah Allah menguji mereka memberikan pahala bagaimana kamu memaafkan kesalahan mereka menganugerahi mereka dengan karunia Rahmat penjagaan dan petunjuk.
Imam Ghazali dalam kitabnya 'Ihya Ulumuddin berkata "Barangsiapa mengaku empat hal namun tidak melakukan 4 hal maka dia adalah pembohong."
  1. Barang siapa mengaku cinta terhadap surga namun tidak berbuat ketaatan
  2. Mengaku cinta kepada Nabi Muhammad SAW, namun tidak mencintai para Ulama dan orang faqir
  3. Mengaku takut terhadap Neraka, namun tidak meninggalkan kemaksiatan
  4. Mengaku cinta pada Allah, namun keluh kesah terhadap musibah yang menimpanya.
Hadirin dan teman-teman yang saya cintai...
Cinta pada Allah tidak dapat lepas dari cinta kepada rasulnya yang nilai Muhammad Shalallahu Wassalam. Bohong besar seorang yang mengatakan cinta pada Allah namun tidak dengan rasulnya pada ayat 31 Ali Imron sebagaimana tersebut di atas, dengan tegas Allah mengatakan bahwa jika seorang menyintai Allah, maka ia harus mengikuti apa yang dibawa oleh rasul-Nya, yaitu Syariat agama Islam. Cinta bukan hiasan bibir saja namun harus disaksikan realisasi cinta kepada Allah adalah dalam bentuk Ibadah dan taat kepada-Nya dan tata cara peribadatan serta ketaatan tergambar jelas pada syariat agama yang dibawa dan dijelaskan oleh junjungan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Cinta kepada Allah berawal dari keimanan kepada-Nya, orang yang tidak beriman tidak akan cinta pada-Nya, orang yang benar-benar beriman kepada Allah ia akan cinta mati pada-Nya. Allah adalah cinta utama baginya tiada cinta lain selain kepada-Nya. Jika ia cinta selain kepada Allah, maka ia dasari cintanya tersebut dengan cinta pada-Nya, dan hanya karena cinta pada-Nya. Allah berfirman :

...وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ...
...Adapun orang yang beriman sangat cinta kepada Allah...

Saudara-saudara sekalian yang dimuliakan Allah..
Saya ketengahkan kisah cinta seorang yang bernama Siti Zulaikha, sebagai bukti bahwa cinta berasal dari mengenal yang diiringi dengan keimanan. Kisah ini termaktub dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Ghazali. Dimana Zulaikha sangat cinta kepada Yusuf. Apapun ia lakukan demi mendapatkan cintanya, ia rela harta dan kecantikannya hilang demi mendapatkan cintanya. Diantara hartanya yang lenyap adalah mutiara dan kalung seberat 70 Unta. Jika seorang berkata kepadanya: "Saya melihat Yusuf hari ini" Zulaikha akan memberinya seuntai kalung dan perhiasan yang amat mahal. Hal ini terus berlanjut hingga habis seluruh harta kekayaannya. Segala sesuatu ia namakan dengan Yusuf ia telah lupa daratan yang terdekat hanya Yusuf yang tidak lain bila memandang langit ia melihat namanya tertulis diantara bintang-bintang.

Setelah Zulaikha sudah beriman Kepada Allah, Nabi Yusuf Alaihissalam menikahinya, namun ia cenderung menjaga jarak dengan Yusuf AS, dia lebih banyak menyendiri untuk beribadah ia memutuskan segala urusan duniawi dan hanya khusus kepada Allah SWT. Suatu ketika Nabi Yusuf mengajaknya ke tempat tidur di siang hari ia menolak dan menyanggupinya di malam hari, namun besok mengajaknya di malam hari ia menundanya hingga siang hari. ia berkata: "Hai Yusuf, dulu aku cinta mati kepadamu sebelum mengenal-Nya, namun setelah aku mengenal-Nya, maka cintaku hanya kepada-Nya hingga tidak tersisa cinta yang lain. Aku tak mau ada gantinya. "Yusuf AS. memberi pengertian: "Sungguh Allah memerintahkan aku berbuat demikian (Berhubungan badan) agar engkau dapat melahirkan dari rahimmu dua orang anak yang akan menjadi Nabi nantinya. Zulaikha berkata: "Kalau memang ini adalah perintah Allah, maka aku akan melakukannya demi taat pada Allah". Maka tenanglah hatinya di sisi Yusuf AS. 

Dari kisah diatas kita dapat mengambil hikmah bahwa seorang yang sudah berazam bahwa cintanya hanya untuk Allah SWT, ia tinggalkan segala cinta lain selain cinta kepada Allah bagaimanakah cara kita mencintai Allah adakah terlihat dari tanda-tanda diri kita bahwa kita mencintainya dalam kitab Al-muntaha disebut bahwa bukti kebenaran cinta ada tiga hal.
  1. Ia lebih memilih perkataan kekasihnya daripada perkataan orang lain 
  2. Ia lebih memilih kekasihnya daripada mati seorang lain 
  3. Ia lebih memilih kekasihnya daripada ridho orang lain.
Oleh karena itu para hadirin sekalian..
Sebagai bukti cinta kita kepada Allah SWT, maka hendaknya kita senantiasa berdzikir dan mengingat Nama-Nya, kapanpun dan dimanapun kita berada. Bita hendak melakukan sesuatu, kita mulai dengan bacaan Basmalah, bila selaesai melakukan hendaknya kita mengakhiri dengan ucapan Alhamdulillah. Pendek kata hati dan lisan kita tak pernah lengah menyebut asmanya

Hadirin sekalian yang dimulyakan Allah..
Kita harus mengutamakan membaca dan mempelajari ucapan Allah yakni Al-Qur'an, daripada ucapan atau tulisan lainnya. Al-Qur'an adalah pedoman hidup di dalamnya terdapat berbagai macam solusi untuk mengatasi problematika kehidupan Al-Qur'an adalah sarana kita untuk terus mendekatkan diri kepada Allah jika kita rindu kepada-Nya sebutlah nama-Nya dan bacalah firman-Nya. Selain itu itu setiap perbuatan dan perkataan kita adalah yang terbaik yang kita upayakan kita jauhi perkataan yang buruk dan Caci maki mencela Ghibah dan sejenisnya, karena hanya ucapan santun yang keluar dari mulut kekasih Allah, ucapan yang menyejukkan hati bagi pendengarnya. Nabi bersabda: "Orang muslim itu adalah orang lain selamat dari ucapannya dan perbuatannya."

Yang terakhir, kita harus Bersabar dan Tawakal dalam menghadapi ujian dan musibah yang menimpa kita. Kita harus yakin bahwa musibah yang menimpa kita adalah kuasa Allah SWT, sebagai bukti kasih sayang-Nya kepada kita. Dia ingin mengetahui seberapa serius cinta kita kepada Allah. Dikisahkan bahwa sekelompok orang mendatangi Imam Syubali. Imam Syubali bertanya "Siapa kalian?". Mereka menjawab "Kami adalah orang-orang yang mencintaimu".  Kemudian yang menyambut mereka dengan lemparan batu, sehingga mereka ketakutan.  Imam Syubali berkata: "Mengapa kalian semua lari dariku? Jika kalian benar mencintaiku, mengapa kalian lari dari ujian yang ditimpakan?"

Jamaah kaum muslimin yang dimuliakan Allah.. 
Lalu apakah keuntungan dari cinta kita pada Allah? Jika kita benar-benar mencintai Allah. Allah tegaskan konpensasi dengan Firma-Nya "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintainya Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran 31).

Yakni Allah Subhanahu wa ta'ala akan menghasihi dan mengampuni dosa kekasih-Nya. Allah maha Pengasih. Kasih-Nya tiada terkira Dan tiada terbatas.  Allah akan mengabulkan segala keinginan harapan kekasih-Nya.

Demikian yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini, marilah kita berupaya merealisasikan cinta kita kepada Allah SWT, dalam bentuk ucapan dan perbuatan yang disadari oleh ketaatan dan kepatuhan pada-Nya, semoga Allah melimpahkan karunia pada kita dalam rangka mewujudkan cinta kepada-Nya.
Pagi hari sarapan roti 
Di isi selai rasa strawberry 
Bila Allah kita cintai
Pastilah surga telah menanti.
Billahi fii sabiilil Haq Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

No comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 Retorikata | Retorika And Rojay Creative Commont | Published By