Pidato Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharrom (Hijriyyah)

Pidato Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharrom (Hijriyyah)

Pidato 1 Muharrom

 Assalamu’alaikum Wr. Wb.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ….

“Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik ‘ala sayyidina muhammadin wa’ala alihi washahbihi ajm’in. amma ba’du”

Bapak‐bapak, ibu‐ibu serta saudara‐saudara sekalian yang saya hormati.

Patutlah pasa hari ini kita mengucapkan tahmid dan tasyakur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat, hidayat, serta inayat‐Nya, kita semua dapat berkumpul di majlis ini guna untuk mendengar ceramah dengan tahun baru Islam. dalam rangka memperingati 1 Muharom, yang  lazimnya disebut. Selanjutnya Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw karena dari beliaulah kita semua dapat mengetahui akan ajaran‐ajaran Islam, sehingga kita dapat membedakan mana jalan yang lurus dan mana jalan yang salah, kepada keluarganya, para Sahabatnya dan para pengikutnya dan semoga sampai pada kita semua, sehingga kita mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir. Amiin Yaa Robbal 'Alamiin.

Hadirin sekalian yang berbahagia.

Pada saat ini kita semua tengah memperingati hari besar Islam 1 Muharom atau menyambut Tahun baru Hijriyah, oleh karena itu patutlah kita bersyukur kepada Allah SWT karena kita masih diperkenankan oleh Allah untuk dapat menikmati apa yang telah diberikan oleh‐Nya di muka bumi ini. Dengan memasuki tahun baru ini membuat kita sadar bahwa umur kita telah bertambah. Akan tetapi, haruslah kita sadari pula bahwa dengan bertambahnya tahun, maka akan semakin satu tahun kesempatan kita dalam mencari atau berbuat amal soleh. 

Dan dengan memasuki tahun baru ini hendaknya kita mengoreksi akan hasil‐hasil perbuatan kita di masa yang sudah lalu atau pada tahun yang telah kita tinggalkan. Koleksilah diri kita masing‐masing dengan kaca mata agama. Kita buat neraca atau perbandingan selama satu tahun yang elah kita tinggalkan itu banyak  perbuatan yang melanggar sayriat Islam atau kah banyak perbuatan yang diridloi oleh Allah. Kalau seandainya selama satu tahun kita tinggalkan itu banyak amalan‐malan baik, hal itu menunjukan bahwa tingkat keimanan kita semakin bertambah. Begitu pula sebaliknya, bila selama satu tahun yang itu banyak amalan jeleknya, maka tentunya kita harus lebih memperbaiki keimanan kita.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah Swt.

Dengan bergantinya tahun baru ini yang membuat umur kita menjadi bertambah, maka gunakanlah sisa dari umur yang ada itu dengan amalan‐amalan atau aktifitas yang sesuai dengan norma‐norma agama, dan itulah sebaik‐baiknya tindakan manusia yang cerdik. Sesuai dengan hadits Rasulullah saw :

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ

“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya. Dan sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan al-Hakim)

Berangkat dari hadits tersebut, marilah kita dalam memperingati hari besar Islam, utamanya tahun baru hijriah yang tepatnya pada tanggal 1 Muharom kita koreksi diri, kita perbanyak mengumpulkan amalan‐amalan yang bagus. Itulah makna sebenarnya dalam acara memperingati 1 Muharom ini. 

Sederhanyanya kita bisa bercermin didepan kaca kemudian kita merenung serta menghitung berapa usia kita, apa yang sudah kita perbuat, dengan penuh kesadaran sembari berfikir jernih, kemudian tanyakan pada diri kita sendiri apakah pantas kita terlahir didunia ini? sedangkan rasa kesombongan, KeAKUan, dan sejenisnya, sehingga kita lupa bahwa kita tidak mampu berbuat apapun karena tak punya daya apa-apa. setelah kita hayati mengenai siapa kita dan apa yang kita perbuat selama ini, maka akan berbuah kesimpulan bahwa kita adalah orang kotor, orang yang tidak berguna, bahkan kecil sekali, setelah itu marilah perbaiki diri kita dengan memperbanyak amalan-amalan yang positif.

Demikian sambutan dari saya. Mudah mudahan apa yang saya sampaikan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal ‘alamin.

Terimakasih atas perhatiannya, mohon maaf bila ada salah‐salah kata dan kekhilafannya. Akhirul kalam, uushikum wanafsii wa‐iyyaaya bitaqwallohi, Wassalamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokaatuhu.

No comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 Retorikata | Retorika And Rojay Creative Commont | Published By