Amar Ma'ruf Nahi Mungkar - Materi Ceramah - Pildacil

Amar Ma'ruf Nahi Mungkar - Materi Ceramah - Pildacil

amar ma'ruf nahi munkar


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi, atas karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul dalam rangka thalabulilmi, mencari ilmu. Serta kita bisa bersilaturahim, bertatap muka di majlis yang mulia ini dalam kadaan aman fi amanillah, sehat wal afiat. Mudah-mudaham setiap derap langkah bisa membuahkan pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat di hadapan llah Swt.Taklupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada jungjunan kita Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi’in, tabiut tabiahum, kepada kita semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.

Agama Islam adalah obor yang menerangi setiap hari umat Islam jangan Islam seorang akan menemukan Padang kehidupan yang terang benderang ia akan merasa aman dan terhindar dari rasa was-was stress dan tekanan hidup yang berlebihan hal ini tidak lain karena Islam mengatur segala tatanan hidup manusia Islam mengajarkan menjadi makhluk yang paling mulia di muka bumi dengan bekal akal sehat dan nafsu yang terkendali Islam menurut setiap pemeluknya menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya sebagai bentuk komitmen terhadap keimanan yang ia ikrarkan Dengan mengucap kalimat syahadat.

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ 

"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)".

Di atas jelaslah bahwa kita diperintahkan untuk beribadah kepada Allah dan mengerjakan perintah-perintahnya seperti Shalat. Zakat dan rantainya karena Allah orang yang beriman bukan hanya dituntut untuk mengerjakan amal saleh semata seperti salat puasa dan berdoa dan lain-lain tanpa memperhatikan masyarakat sekitar dengan kata lain selain seorang dituntut untuk mengerjakan ibadah kepada Allah ia juga harus memperhatikan apakah orang lain melakukan hal yang sama apakah kemungkaran terjadi di sekitar tempat tinggal kita inilah konsep Amar Makruf nahi mungkar yakni seorang selain dituntut untuk melakukan ibadah kepada Allah ia juga harus memerintahkan kepada orang yang berbuat kebaikan barang perbuatan kemungkaran mengandung perintah Amar ma'ruf nahi mungkar Amar ma'ruf nahi mungkar wajib kita jalankan dalam menjalankan harus ada keseimbangan yakni selain kita menjaga seseorang berbuat baik kita juga harus melarangnya berbuat buruk jangan sampai kecelakaan salah satu dan meninggalkan yang lain misalnya kita menyuruh orang lain salat maka kita harus barangnya berjudi kepada bohong antara lain akibat pesawat terbang kedua baling-baling harus aktif bekerja dengan baik adalah salah satu baling-baling tidak bekerja dengan baik maka pesan itu akan jatuh oleh karena antara baling-baling Amar ma'ruf dan baling-baling nahi mungkar dengan baik maka keimanan dan keislaman seseorang akan terjaga dengan baik.

Menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar sangatah mengandung konsekwensi yang besar, teruta untuk diri pribadi, kita mesti melihat dengan  binjak kriteria tersebut secara sederhana, yang pertama kontek amar ma'ruf (menyerukan pada kebaikan), konsekwensinya adalah kita mesti mencontohkan, karena dalam mengajak seseorang kita wajib melakannya terlebih dahulu. Dalam konteks Amar Ma'ruf ini banyak yang masih salah paham, ada beberapa orang bahkan kelompok yang terkesan memaksa, bahkan jika tidak mengikuti ada yang berani mengatakan hal-hal Negatif, cenderung menjustifiasinya. Dewasa ini banyak orang dengan mudahnya menyalahkan hingga mengkafirkan lantara tidak sepaham hanya karena tidak mau mengikutinya.

Sekarang bagaimana mengenai Nahi Mungkar, ini juga menjadi persoalan dimasyarkat bahkan ada beberapa orang yang tergabung dalam sebuah kelompok yang mengatasnamakan agama, ketika melakukan Nahi Mungkar sangat terkesan arogan dan main hakim sendiri. Perlu diluruskan bahwa hal tersebut sangat tidak dianjurkan, apalagi Negara kita adalah Negara Hukum, semestinya kita Laporkan kepihak yang berwenang, dan tidak perlu swiping apalagi membawa peralatan yang aneh-aneh. Wajah Islam jika demikian sangat menakutkan, ada Hadist yang bebunyi demikian.

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

"Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49]

Mengenai Hadist tersebut diatas perlu kita ketahui bahwa tentang relevansi zaman, anggap saja jika dengan tangan kita bisa melakannya dengan menegur langsung, dengan etika yang baik pula, jika dianggap berat seyogyakan kita harus melaporkan hal tersebut kepada yang berwenang, dan seterusnya kita kawal bersama, kita mesti positif thinking pada aparat kita.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah..

Ada dalam firman Allah yangberbunyi

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ  

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung".

Pentingnya mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran sangat banyak dalil yan menjelaskan tentang itu, akan tetapi semua memerlukan sebuah Ilmu pengetahuan yang mumpuni agar kita tidak salah dalam menegakkna syariat tersebut. Ada sepenggal Kisah dizaman Nabi Musa As. bahwa seorang ahli ibadah dari umat nabi Musa alaihissalam. Ya sangat taat pada Allah selalu dzikir dan doa kepada Allah menjalankan salat setiap saat puasa sepanjang hari dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan keburukan suatu saat ia berkata pada masa Nabi Musa tolong tanyakan pada Allah apakah saya akan masuk surga kita suka namaku beribadah menyembahnya makan yang bisa menanyakan pada Allah maka FirmanNya dalam usaha kepada orang itu bahwa ia akan masuk neraka karena tidak peduli dengan kemaksiatan yang dilakukan kaumnya mendengar kabar nabi Musa tersebut menangis kalimat tersebut dan menyadari kesalahannya seraya memohon ampun kepada Allah suatu saat Bani Israil mengalami kekeringan yang berkepanjangan matahari ibadah tersebut menggenggam pasir dan dia berkata sekiranya ini adalah beras maka aku akan kenyang kan banyak saya dengan berhasil ini kan ucapkan ini beriman kepada nabi Musa bahwa orang tersebut akan masuk surga.

Hadirin yang berbahagia..

Bagaimana kita biar ma'ruf nahi mungkar, dalam Fiman Allah yang lain.

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ 

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk".

Dari Ayat tersebut dapat kita ambil beberapa poin penting dalam berdakwah yakni dalam menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai berikut 

  1. Dakwah mesti dilakukan dengan hikmah ia menyuruh kepada kebaikan sesuai dengan apa yang diatur Al-Qur'an atau Al-Hadis.
  2. Dakwah juga harus disampaikan dengan maido Hasanah yakni dengan perkataan yang baik yang bagus dapat diterima oleh orang banyak dan kita seru
  3. Jika ada seseorang menyanggah atau berdebat kita maka sanggah dengan cara yang baik pula
  4. Sesuai dengan ayat diatas Berdo'a dan bertawakal kepada Allah mudah-mudahan dia berkenan memberikan petunjuk kepada orang yang tidak lain karena Allah memberikan petunjuk kepadanya tugas kita hanya menyampaikan kebenaran.
  5. Apapun yang harus kita lakukan dalam menjalan Amar Ma'ruf, lakukanlah dengan cara yang Ma'ruf. sedangkan dalam menegakkan Nahi Mungkar (Mencegah Kemungkaran) hendaknya dapat kita lakukan dengan Cara Ma'ruf. Hindari resiko konflik karena cara penegakannya tidak menggunakan cara ma'ruf.

Hadirin dan teman-teman yang saya sayangi.

Kita harus serius dalam berdakwah tidak boleh setengah-setengah dan harus karena Allah bukan mengharapkan imbalan atau bayaran dari seseorang kalau kita mendapatkan imbalan tangkap itu rezeki dan karunia Yang Maha kaya dari harus disyukuri kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan kemungkaran. Kita maksimalkan diri kita ber-amar ma'ruf nahi mungkar karena itu merupakan menegakkan agama Allah dan Allah akan menjamin kita masuk ke dalam surga-Nya Allah kita selalu menegakkan agama-Nya. Teruslah menuntut Ilmu dan selalu bertawakal pada Allah meminta Perlindungan dan Kekuatan Kepada-Nya karena kita bukan siapa-siapa dan tidak bisa berbuat apa-apa Semoga Kita semua mendapatkan Hidayah dan ditunjukkan jalan yang lurus Amiin ya Robbal 'Alamiin. Demikian dapat saya sampaikan 

Kalau ada jarum yang patah. jangan simpan di laci. Kalau ada kata-kata yang salah jangan disimpan di hati. Apalagi laporkan polisi 

Wabillahi taufik wal hidayah 

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

No comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 Retorikata | Retorika And Rojay Creative Commont | Published By