Penyusunan Teks Naskah Pidato

Penyusunan Teks Naskah Pidato


I. PENDAHULUAN

Menyusun atau membuat suatu pidato pada dasarnya merupakan suatu rangkain kegiatan mengungkap rangkaian  hasil pemikiran dalam bentuk tulisan dimana dengan memenuhi kriteria   dan etika cara membaca  pidato. Oleh karena itu, sebelum seorang membaca pidato menuangkan hasil pemikirannya dalam bentuk tulisan, dia lebih dahulu harus mengetahui kriteria dan etika penyusunan berpidato. Secara umum, setiap berpidato memiliki unsur-unsur yakni merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai.

Pidato biasanya disampaikan dalam acara-acara resmi. Sebelum itu, pembicara harus menyiapkan terlebih dahulu materi yang akan disampaikan agar berpidato berjalan dengan baik dan topik yang akan disampaikan hendaknya menarik perhatian pembicara dan pendengar.

II. PEMBAHASAN

Pidato adalah salah satu bentuk cara penyampaian atau pengungkapan pikiran secara lisan dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak; atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. 

Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event lainnya. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik/umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

Pidato pada umumnya memilik beberapa fungsi yakni berikut ini :

  1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan  dengan suka rela,
  2. Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada pendengarnya,
  3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan,
  4. Mendidik,
  5. Propaganda,
  6. Penyambung lidah seseorang.

Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapat dengan lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika sedang berpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang berpidato dapat mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya itu berhasil ataukah gagal.

Sebelum memulai untuk berpidato, alangkah baiknya jika pembicara untuk menyusun naskah pidato terlebih dahulu agar nanti saat para audience mendengarkan pidato mereka tidak merasa bosan dan lelah. Apalagi saat pembicara memiliki bahan yang banyak akan tetapi tidak bisa mengorganisasikannya. Juga pidato yang tidak teratur yang mengakibatkan pembicara menjadi bingung dan membuat audience jengkel. Belum lagi pakaian pembicara yang acak-acakan (salah kostum / tidak sesuai dengan acara) yang membuat penonton menjadi malas untuk mendengarkan pidatonya.. Sebelum menyusun naskah pidato, pembicara juga harus memperhatikan bahan pidato yang akan dibahas. Memilih bahan yang tepat untuk menyesuaikan materi dengan situasi dan kondisi saat pidato berlangsung. Saat menulis naskah pidato, harus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Mengumpulkan Bahan

Bahan-bahan untuk menulis teks pidato bisa diperoleh melalui banyak hal yakni buku-buku, peraturan-peraturan, majalah-majalah dan surat kabar yang merupakan sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan isi pidato.

b. Membuat Kerangka Pidato

Sebelum mencari bahan-bahan, pembicara harus membuat kerangka dasar dengan menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan. Lalu, setelah bahan-bahan terkumpul barulah membuat kerangka yang terperinci. Dengan bahan-bahan tersebut pembicara dapat menyusun pokok-pokok yang paling penting dalam tata urut yang baik. Seperti :

  • Mencantumkan salam pembuka dan sapaan kepada hadirin.
  • Memaparkan pendahuluan yang berbentuk mukaddimah yang bersifat tradisional religius, lalu penghormatan dalam bentuk ucapan terima kasih dan rasa syukur.
  • Menggunakan isi atau inti pokok pidato dengan menggunakan kalimat yang lugas dan jelas serta gaya bahasa yang menarik yang berisi Pendahuluan yakni ungkapan menyangkut tema/topik/judul yang dihubungkan dengan hal-hal yang telah berlalu, kenyataan masa kini dan sorotan masa yang akan datang. Lalu permasalahan yang berisi faktor apa dan bagaimana masalah yang menyangkut tema topik/judul. Dan Uraian Pembahasan yang berisi Faktor Penunjang dari hal-hal yang positif, Faktor penghambat dari hal-hal yang negatif, Langkah/Usaha sebagai jalan keluar atau sebagai kemungkinan pemecahan masalahnya.
  • Menentukan simpulan isi pidato yang merupakan inti dari uraian pembahasan masalah, sekaligus harapan yang berbentuk anjuran atau gerakan.
  • Mencantumkan salam penutup.

c. Menguraikan Isi Pidato

Setelah membuat kerangka pidato, terdapat dua hal yang harus dilakukan yaitu dapat menggunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato dengan menggunakan metode ekstemporan atau dengan menulis/menyusun pidato secara lengkap lalu dibacakan atau dihafalkan.

d. Struktur Isi Pidato

Struktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awal hingga akhir. Rangkaian tersebut disusun agar pidato berlangsung menarik dan tujuan pidato tercapai dengan baik. Terdapat beberapa cara untuk merangkai isi pidato, yakni mengikuti alur dasar pidato dan mengikuti pola organisasi pidato.

Alur dasar pidato, yaitu rangkaian isi pidato yang mengikuti alur dasar pidato yang bergerak melalui 3 tahap: (a) tahap perhatian, yaitu tahap pertama yang dilakukan pembicara dengan baik. (b) tahap kebutuhan, yaitu tahap yang dilakukan pembicara dalam menjelaskan pentingnya masalah yang akan dibicarakan sehingga pendengar akan berusaha memahami masalah atau hal-hal penting yang disampaikan pembicara. (c) tahap penyajian, yaitu merupakan tahap pembicara menyajikan materi pidato yang telah dipersiapkan melalui naskah kerangka pidato.

e. Menyunting Naskah Pidato

Seperti halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu disunting. Baik dari isi, bahasa, maupun penalarannya. Isi naskah perlu dicermati kembali apakah naskah itu telah sesuai tidak dengan tujuan pidato, calon pendengar, dan kegiatan yang digelar. Selain itu isinya juga harus dipastikan apakah benar, representatif, dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato.

Sementara itu penyuntingan terhadap bahasa diarahkan pada pemilihan kosa kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama dalam kegiatan penyuntingan. Penalaran dalam naskah pidato juga perlu disunting untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif, dan campuran.

f. Menyempurnakan Naskah Pidato

Setelah disunting, baik oleh penulis sendiri maupun orang lain, perlu dilakukannya tindak lanjut berupa penyempurnaan naskah. Penyempurnaan itu diarahkan pada aspek isi, bahasa, dan penalarannya sebagaimana yang telah disunting di atas. Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengganti kosakata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara itu, penyempurnaan paragraf dilakukan dengan memperbaiki koherensi dan kohesi paragraf. Untuk itu penambahan kalimat, penyempurnaan kalimat, dan penghilangan kalimat perlu dilakukan.

Disusun Oleh : Meilani Esti Mulya Putri
Mata Kuliah : Retorika

No comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 Retorikata | Retorika And Rojay Creative Commont | Published By